PERTEMUAN VI
Gaya
Van Der Waals
Gaya
Van Der Waals merupakan gaya tarik menarik listrik yang relatif lemah akibat
kepolaran molekul yang permanen atau terinduksi (tidak permanen). Kepolaran
permanen terjadi akibat kepolaran ikatan dalam molekulnya, sedangkan kepolaran
tidak permanen terjadi akibat molekulnya terinduksi oleh partikel lain yang
bermuatan sehingga molekul bersifat polar sesaat secara spontan. Gaya Van Der
Waals dapat terjadi antara partikel yang sama atau berbeda.
Konsep
gaya tarik menarik antar molekul ini digunakan untuk menurunkan persamaan
zat-zat yang berada dalam fase gas. Gaya ini terjadi karena adanya gaya tarik
menarik antara inti atom dengan elektron atom lain yang disebut gaya tarik
menarik elektrostatis (gaya coulomb) yang umumnya terdapat pada senyawa polar.
Pada molekul non polar gaya Van Der Waals timbul karena adanya dipol-dipol
sesaat atau gaya London. Karena Ikatan Van Der Waals muncul akibat adanya
kepolaran, maka semakin kecil kepolaran molekulnya maka gaya Van Der Waalsnya
juga akan makin kecil. Gaya van der waals dibagi berdasarkan jenis kepolaran
partikelnya :
1.
Interaksi Ion – Dipol (Molekul Polar)
Terjadi
interaksi (berikatan) / tarik menarik antara ion dengan molekul polar (dipol).
Interaksi ini termasuk jenis interaksi yang relatif cukup kuat.
2.
Interaksi Dipol – Dipol
Merupakan
interaksi antara sesama molekul polar (dipol). Interaksi ini terjadi antara
ekor dan kepala dari molekul itu sendiri. Berlawanan kutub saling tarik menarik
dan jika kutubnya sama saling tolak – menolak. Partikel penginduksi dapat
berupa ion atau dipol lain.
3.
Interaksi Ion – Dipol Terinduksi
Merupakan
antar aksi ion dengan dipol terinduksi. Dipol terinduksi merupakan molekul
netral, menjadi dipol akibat induksi partikel bermuatan yang berada didekatnya.
Kemampuan menginduksi ion lebih besar daripada dipol karena muatan ion
>>> (lebih besar) Ikatan ini relatif lemah karena kepolaran molekul
terinduksi relatif kecil dari dipol permanen.
4.
Interaksi Dipol – Dipol Terinduksi
Molekul
dipol dapat membuat molekul netrallain bersifat dipol terinduksi sehingga
terjadi antar aksi dipol – dipol terinduksi.Ikatan ini cukup lemah sehingga
prosesnya berlangsung lambat.
5.
Antar Aksi Dipol Terinduksi – Dipol Terinduksi (Gaya London)
Mekanisme
:
Pasangan
elektron suatu molekul, baik yang bebas maupun yang terikat selalu bergerak
mengelilingi inti. Electron yang bergerak dapat mengimbas atau menginduksi
sesaat pada tetangga. sehingga molekul tetangga menjadi polar terinduksi
sesaat. Molekul ini pula dapat menginduksi molekul tetangga lainnya sehingga
terbentuk molekul – molekul dipole sesaat.
Gaya
London ini dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:
· Jumlah electron dalam atom atau
molekul : Makin banyak electron yang dipunyai molekul makin besar gaya
londonnya.
· Bentuk molekul : Molekul yang
memanjang/tidak bulat, lebih mudah menjadi dipol dibandingkan dengan molekul yang
bulat sehingga gaya dispersi londonnya akan semakin besar.
Ikatan
Van der Waals juga ditemukan pada polymer dan plastik. Senyawa ini dibangun
oleh satu rantai molekul yang memiliki atom karbon, berikatan secara kovalen
dengan berbagai atom seperti hidrogen, oksigen, nitrogen, dan atom lainnya.
Interaksi dari setiap untaian rantai merupakan ikatan Van der Waals. Hal ini
diketahui dari pengamatan terhadap polietilen, polietilen memiliki pola yang
sama dengan gas mulia, etilen berbentuk bentuk gas menjadi cairan dan
mengkristal atau memadat sesuai dengan pertambahan jumlah atom atau rantai
molekulnya. Dispersi muatan terjadi dari sebuah molekul etilen, C2H4, yang
menyebabkan terjadinya dipol temporer serta terjadi interaksi Van der Waals.
Dalam kasus ini molekul H2C=CH2, selanjutnya melepaskan satu pasangan
elektronnya dan terjadi ikatan yang membentuk rantai panjang atau polietilen.
Pembentukan rantai yang panjang dari molekul sederhana dikenal dengan istilah
polimerisasi.
Gaya
Van der Waals terdiri dari tiga macam, yaitu:
a. gaya Keesom/Gaya elektrostatis,
meliputi interaksi antara:
1. molekul ionik dengan molekul
ionik
2. dipol permanen dengan dipol
permanen
b. gaya Debye (interaksi antara
dipol permanen dengan dipol terinduksi)
c. Gaya London/Gaya Dispersi
(interaksi antara dipol sementara dengan dipol terinduksi)
Senyawa-senyawa
yang mempunyai ikatan van der waals akan mempunyai titik didih sangat rendah,
tetapi dengan bertambahnya Mr Ikatan akan makin kuat sehingga titik didih lebih
tinggi. Contohnya, titik didih C4H10>C3H8>C2H6>CH4. Contoh lainnya
terdapat pada Br2 dan I2. Br2 berwujud cair tetapi mudah menguap dan
I2 berwujud gas tetapi mudah menyublim. Hal ini disebabkan karena ikatan
antara molekul Br2 dan I2 adalah ikatan van der waals.
Berdasarkan kepolaran partikelnya gaya Van Der Waals
dibagi menjadi :
1. Interaksi ion-dipol (molekul
polar) : Terjadi interaksi/tarik menarik antara ion dengan molekul polar
(dipol) yang relative cukup kuat.
2. Interaksi dipol-dipol : Merupakan
interaksi antara sesama molekul polar (dipol) yang terjadi antara ekor dan
kepala dari molekul itu sendiri.
3. Interaksi ion-dipol terinduksi : Merupakan
interaksi ion dengan dipol terinduksi. Dipol terinduksi merupakan molekul
netral dan menjadi dipol akibat induksi partikel bermuatan yang berada di
dekatnya. Ikatan ini relatif lemah karena kepolaran molekul terinduksi relatif
kecil daripada dipol permanen.
4. Interaksi dipol-dipol terinduksi
: Molekul dipol dapat membuat molekul netral lain yang bersifat dipol
terinduksi sehingga terjadi interaksi dipol-dipol terinduksi dan ikatannya
relatif lemah sehingga prosesnya berlangsung secara lambat.Antar aksi dipol
terinduksi-dipol terinduksi (gaya london)
Gaya
Van der Waals bersifat permanen sehingga lebih kuat dari gaya london. Gaya Van
Der Waals terdapat pada senyawa Hidrokarbon seperti CH4. Perbedaan
keelektronegatifan C(2,5) dengan H(2,1) sangat kecil, yaitu 0,4.
Senyawa-senyawa yang memiliki ikatan Van Der Waals akan mempunyai titik didih
yng sangat rendah, tetapi akan semakin tinggi apabila Mr bertambah karena
ikatan akan semakin kuat (C4H10> C3H8> C2 H6> CH4).
Sumber
:
Efinda
Putri Normasari Susanto [080913075]
materinya bagus , semoga bisa lebih baik lagi
BalasHapusTerima kasih atas penjelasannya sangat bagus,saya tunggu postingan lainnya
BalasHapusTerima kasih atas materinya, sangat bermanfaat sekali😃
BalasHapusterimakasih atas materinya..
BalasHapussangat membantu sekali
Terima kasih atas materinya sangat bermanfaat dan dapat dijadikan referensi
BalasHapusTrimakasih atas materinya
BalasHapusTerimakasih materinya sangat lengkap dan bermanfaat
BalasHapusTerimakasih materinya sangat membantu namun bagaimana ya pengaruh titik didih terhadap gaya van der waals... Terimakasih
BalasHapusmenurut saya pengaruh titik didih pada gaya van der waals ada, pada Hubungan gaya dipol – dipol dengan sifat fisik suatu senyawa. Semakin rendah gaya tarik dipol-dipol antar molekul , maka titik didih maupun titik leleh senyawa tersebut akan semakin tinggi, ini menyatakan bahwa gaya tarik dipol-dipol bukan merupakan faktor utama penentu besarnya titik leleh maupun titik didih suatu senyawa. terimakasih
HapusTerima kasih atas materinya yang sangat bermanfaat sekali
BalasHapusTerima kasih atas materinya yang sangat bermanfaat sekali
BalasHapusTerima kasih atas pemaarannya
BalasHapus