Senin, 05 Desember 2016

KIMIA ORGANIK FISIK

PERTEMUAN VI
Gaya Van Der Waals
Gaya Van Der Waals merupakan gaya tarik menarik listrik yang relatif lemah akibat kepolaran molekul yang permanen atau terinduksi (tidak permanen). Kepolaran permanen terjadi akibat kepolaran ikatan dalam molekulnya, sedangkan kepolaran tidak permanen terjadi akibat molekulnya terinduksi oleh partikel lain yang bermuatan sehingga molekul bersifat polar sesaat secara spontan. Gaya Van Der Waals dapat terjadi antara partikel yang sama atau berbeda.
Konsep gaya tarik menarik antar molekul ini digunakan untuk menurunkan persamaan zat-zat yang berada dalam fase gas. Gaya ini terjadi karena adanya gaya tarik menarik antara inti atom dengan elektron atom lain yang disebut gaya tarik menarik elektrostatis (gaya coulomb) yang umumnya terdapat pada senyawa polar. Pada molekul non polar gaya Van Der Waals timbul karena adanya dipol-dipol sesaat atau gaya London. Karena Ikatan Van Der Waals muncul akibat adanya kepolaran, maka semakin kecil kepolaran molekulnya maka gaya Van Der Waalsnya juga akan makin kecil. Gaya van der waals dibagi berdasarkan jenis kepolaran partikelnya :
1. Interaksi Ion – Dipol (Molekul Polar)
Terjadi interaksi (berikatan) / tarik menarik antara ion dengan molekul polar (dipol). Interaksi ini termasuk jenis interaksi yang relatif cukup kuat.
2. Interaksi Dipol – Dipol
Merupakan interaksi antara sesama molekul polar (dipol). Interaksi ini terjadi antara ekor dan kepala dari molekul itu sendiri. Berlawanan kutub saling tarik menarik dan jika kutubnya sama saling tolak – menolak. Partikel penginduksi dapat berupa ion atau dipol lain.
3. Interaksi Ion – Dipol Terinduksi
Merupakan antar aksi ion dengan dipol terinduksi. Dipol terinduksi merupakan molekul netral, menjadi dipol akibat induksi partikel bermuatan yang berada didekatnya. Kemampuan menginduksi ion lebih besar daripada dipol karena muatan ion >>> (lebih besar) Ikatan ini relatif lemah karena kepolaran molekul terinduksi relatif kecil dari dipol permanen.
4. Interaksi Dipol – Dipol Terinduksi
Molekul dipol dapat membuat molekul netrallain bersifat dipol terinduksi sehingga terjadi antar aksi dipol – dipol terinduksi.Ikatan ini cukup lemah sehingga prosesnya berlangsung lambat.
5. Antar Aksi Dipol Terinduksi – Dipol Terinduksi (Gaya London)
 Mekanisme :

Pasangan elektron suatu molekul, baik yang bebas maupun yang terikat selalu bergerak mengelilingi inti. Electron yang bergerak dapat mengimbas atau menginduksi sesaat pada tetangga. sehingga molekul tetangga menjadi polar terinduksi sesaat. Molekul ini pula dapat menginduksi molekul tetangga lainnya sehingga terbentuk molekul – molekul dipole sesaat.

Gaya London ini dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:
· Jumlah electron dalam atom atau molekul : Makin banyak electron yang dipunyai molekul makin besar gaya londonnya.
· Bentuk molekul : Molekul yang memanjang/tidak bulat, lebih mudah menjadi dipol dibandingkan dengan molekul yang bulat sehingga gaya dispersi londonnya akan semakin besar.
Ikatan Van der Waals juga ditemukan pada polymer dan plastik. Senyawa ini dibangun oleh satu rantai molekul yang memiliki atom karbon, berikatan secara kovalen dengan berbagai atom seperti hidrogen, oksigen, nitrogen, dan atom lainnya. Interaksi dari setiap untaian rantai merupakan ikatan Van der Waals. Hal ini diketahui dari pengamatan terhadap polietilen, polietilen memiliki pola yang sama dengan gas mulia, etilen berbentuk bentuk gas menjadi cairan dan mengkristal atau memadat sesuai dengan pertambahan jumlah atom atau rantai molekulnya. Dispersi muatan terjadi dari sebuah molekul etilen, C2H4, yang menyebabkan terjadinya dipol temporer serta terjadi interaksi Van der Waals. Dalam kasus ini molekul H2C=CH2, selanjutnya melepaskan satu pasangan elektronnya dan terjadi ikatan yang membentuk rantai panjang atau polietilen. Pembentukan rantai yang panjang dari molekul sederhana dikenal dengan istilah polimerisasi.




Gaya Van der Waals terdiri dari tiga macam, yaitu:
a.    gaya Keesom/Gaya elektrostatis, meliputi interaksi antara:
1.  molekul ionik dengan molekul ionik
2.  dipol permanen dengan dipol permanen
b.    gaya Debye (interaksi antara dipol permanen dengan dipol terinduksi)
c.  Gaya London/Gaya Dispersi (interaksi antara dipol sementara dengan dipol terinduksi)
Senyawa-senyawa yang mempunyai ikatan van der waals akan mempunyai titik didih sangat rendah, tetapi dengan bertambahnya Mr Ikatan akan makin kuat sehingga titik didih lebih tinggi. Contohnya, titik didih C4H10>C3H8>C2H6>CH4. Contoh lainnya terdapat pada Br2 dan I2. Br2 berwujud cair tetapi mudah menguap dan I2 berwujud gas tetapi mudah menyublim. Hal ini disebabkan karena ikatan antara molekul Br2 dan I2 adalah ikatan van der waals.
Berdasarkan kepolaran partikelnya gaya Van Der Waals dibagi menjadi :
1.    Interaksi ion-dipol (molekul polar) : Terjadi interaksi/tarik menarik antara ion dengan molekul polar (dipol) yang relative cukup kuat.
2.    Interaksi dipol-dipol : Merupakan interaksi antara sesama molekul polar (dipol) yang terjadi antara ekor dan kepala dari molekul itu sendiri.
3.    Interaksi ion-dipol terinduksi : Merupakan interaksi ion dengan dipol terinduksi. Dipol terinduksi merupakan molekul netral dan menjadi dipol akibat induksi partikel bermuatan yang berada di dekatnya. Ikatan ini relatif lemah karena kepolaran molekul terinduksi relatif kecil daripada dipol permanen.
4.    Interaksi dipol-dipol terinduksi : Molekul dipol dapat membuat molekul netral lain yang bersifat dipol terinduksi sehingga terjadi interaksi dipol-dipol terinduksi dan ikatannya relatif lemah sehingga prosesnya berlangsung secara lambat.Antar aksi dipol terinduksi-dipol terinduksi (gaya london)
Gaya Van der Waals bersifat permanen sehingga lebih kuat dari gaya london. Gaya Van Der Waals terdapat pada senyawa Hidrokarbon seperti CH4. Perbedaan keelektronegatifan C(2,5) dengan H(2,1) sangat kecil, yaitu 0,4. Senyawa-senyawa yang memiliki ikatan Van Der Waals akan mempunyai titik didih yng sangat rendah, tetapi akan semakin tinggi apabila Mr bertambah karena ikatan akan semakin kuat (C4H10> C3H8> C2 H6> CH4).

Sumber :
Efinda Putri Normasari Susanto [080913075]


12 komentar:

  1. materinya bagus , semoga bisa lebih baik lagi

    BalasHapus
  2. Terima kasih atas penjelasannya sangat bagus,saya tunggu postingan lainnya

    BalasHapus
  3. Terima kasih atas materinya, sangat bermanfaat sekali😃

    BalasHapus
  4. terimakasih atas materinya..
    sangat membantu sekali

    BalasHapus
  5. Terima kasih atas materinya sangat bermanfaat dan dapat dijadikan referensi

    BalasHapus
  6. Terimakasih materinya sangat lengkap dan bermanfaat

    BalasHapus
  7. Terimakasih materinya sangat membantu namun bagaimana ya pengaruh titik didih terhadap gaya van der waals... Terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. menurut saya pengaruh titik didih pada gaya van der waals ada, pada Hubungan gaya dipol – dipol dengan sifat fisik suatu senyawa. Semakin rendah gaya tarik dipol-dipol antar molekul , maka titik didih maupun titik leleh senyawa tersebut akan semakin tinggi, ini menyatakan bahwa gaya tarik dipol-dipol bukan merupakan faktor utama penentu besarnya titik leleh maupun titik didih suatu senyawa. terimakasih

      Hapus
  8. Terima kasih atas materinya yang sangat bermanfaat sekali

    BalasHapus
  9. Terima kasih atas materinya yang sangat bermanfaat sekali

    BalasHapus